Diagram Kota Surabaya – Apresiasi setinggi-tingginya diberikan Ketua Koordinator DPC Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) Kota Surabaya Muhammad Sunar kepada Wali Kota Eri Cahyadi yang mengakui kesalahannya dalam video yang beredar di medsos.
Video Wali kota yang beredar adalah menyikapi informasi yang didapatnya terkait Sumirah (89) nenek sebatang kara yang belum tersentuh bantuan sejak pandemi Covid-19.
Video tersebut, menurut Sunar merupakan suatu tamparan keras bagi bawahannya di kecamatan dan kelurahan yang tidak tanggap akan kondisi diwilayahnya.
“Berarti selama ini, perangkat di tingkat Kelurahan, Kecamatan kurang tanggap dan tidak bisa memberi contoh yang baik. Mereka kemana? Apakah nggak bisa menyisir warganya yang seperti itu (sangat kekurangan, red),” cetus Sunar kepada Diagramkota.com, Kamis (26/8/2021) di Surabaya.
Kurang tanggapnya perangkat kecamatan dan kelurahan, masih kata Sunar, akan memberikan beban lebih kepada Wali Kota Eri Cahyadi yang sudah bekerja keras. ” Kasihan pak Wali,” katanya
“ Pak Wali sampai minta tolong agar mereka turun ke lapangan. Kok masih ada warga yang belum dapat bantuan, pastinya sangat memalukan Walikota sebagai pimpinan kota Surabaya, tapi anak buah dibawah tidak tahu,” terang tokoh Jambangan tersebut.
Supaya tak ada Sumirah Sumirah yang lain, LPKAN Kota Surabaya akan secara intensif mengawasi kinerja aparatur pemerintah setempat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
“LPKAN akan intensif mengawasi kinerja aparatur negara yang ada di Surabaya, meski akan melelahkan,” ungkap Sunar yang mengaku sudah banyak menemukan data warga yang tidak tersentuh bantuan PKH, BLT maupun MBR. “Cuman nanti saya koordinasikan dengan perangkat daerah setempat,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Video Wali Kota Eri Cahyadi terkait nenek Sumirah banyak kata-kata kekesalan seperti kebacut (Keterlaluan) dll.
Atas nama pemkot Surabaya dan pribadi, Mantan ketua Bappeko Surabaya ini juga mengungkapkan permintaan maafnya dan menginstruksikan semua perangkat untuk turun melihat kondisi masyarakat Surabaya yang sebenarnya. (dk/red-nw)