SURABAYA, METROJATIM.COM – Pro dan kontra sikap masyarakat terkait acara tasyukuran hari ulang tahun Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak yang digelar di rumah dinas Gubernur Rabu yang lalu, 19 Mei 2021 malam.
Saling sanggah di WA Group dan media sosial, hingga beberapa kelompok masyarakat melaporkan kedua pimpinan Jawa Timur di Mapolda Jatim, pagi hingga siang tadi (24/5/21)
Menyikapi hal ini, Wakil ketua Bidang komunikasi dan media masa Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, Imam Syafi’i menganggap pelaporan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak terkait syukuran ulang tahun mereka, terlalu berlebihan.
Imam meyakini bahwa terkait protokol kesehatan (Protkes), Gubernur tidak akan melanggarnya. Terbukti beberapa kali penyelenggaran kegiatan di Grahadi, dari ruang acara, ruang makan dll selalu diterapkan protkes yang ketat.
” Terakhir saya sempat diundang acara pelantikan pengurus AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) Jawa Timur yang diberi tempat di Gedung Grahadi. Disitu saya melihat ketatnya protokol kesehatan dari tempat acara yang tertutup maupun tempat makan,” Terangnya kepada media digedung DPRD Surabaya, Senin (24/5/21)
Baca juga : Serupa Kasus Rizieq Shihab, Sholeh Laporkan Khofifah
Pada saat pelantikan pengurus ASMI, Khofifah hadir dan seringkali mengingatkan agar saling menjaga protokol kesehatan. Bahkan menurut Imam, untuk tempat duduk di area makan-pun jumlah kursi sudah diatur dan bergantian untuk masuk.
” Bu Gubernur selalu menerapkan Protkes dengan ketat dan tidak mungkin melanggarnya. Ini artinya, pelaporan pidana protkes menurut saya kurang tepat,” tegasnya.
Sesuai pengamatannya, video yang viral diambil dari sisi belakang dan nampaknya sudah menjaga Protkes. ” Saya fikir didalam ruangan saja protkesnya sudah ketat, apalagi yang diluar ruangan. Apalagi kalau kita membandingkan kapasitas antara ruang terbuka dengan yang dipakai acara kan jauh sekali, dan itu sudah dijelaskan,” ungkap Imam.
Imam yang juga merupakan anggota Komisi A DPRD kota Surabaya ini memahami apabila ada warga Jawa Timur yang kecewa bahkan sampai mengelus dada, ketika melihat video viral tersebut. Karena menurutnya, semua ingin melihat sosok Pemimpin yang bisa memberi teladan.
Yang paling tepat, masih katanya, ini bukan masalah kejahatan atau pidana, tapi hanya masalah moral. ” Menurut kami, bu Gubernur hanya kurang sensitif dan kurang bisa memberi contoh yang baik,” kata Politisi NasDem ini.
Jadi hal ini bukan masalah pidana, tapi hanya masalah moral dan teladan yang seharusnya Gubernur lebih sensitif. ” Ketika yang lain dibatasi dan ketika masyarakat tengah susah dalam ekonomi, tolong perayaan-perayaan yang identik dengan kemewahan atau hura-hura jangan dilakukan.”
Toh saat ini, Netizen sudah menghukum Gubernur melalui Bully, sindiran bahkan kecaman kasar. Dan beliau sudah menceritakan kronologis dan sekaligus meminta maaf.
” Apalagi ini masih bulan Syawal. Sekali lagi menurut saya ini bukan masalah pidana, hanya masalah moral dan teladan. Untuk pelaporan, saya yakin pihak kepolisian profesional dan ndak usah merasa didikte atau mengarahkan bukti pelanggaran protkes. Dari video dan foto-foto yang ditampilkan juga sudah sesuai protkes, kecuali yang melaporkan ada ditempat itu dan mempunyai bukti-bukti yang sangat kuat. Tapi menurut saya pelanggaran sulit dibuktikan,” tukas Imam Syafi’i. (NW)