Efektifitas Infrastruktur Kawasan Industri Gresik Pada Dampak Mutu Lingkungan

Otomotif528 Dilihat

Surabaya, Metrojatim.com – Efektivitas Infrastruktur Kabupaten Gresik sebagai Kota Industri membawa dampak sosial dan pelayanan publik, serta Pengembangan Kawasan Industri masih belum Linier (Berimbang) dengan Solusi Kesehatan dan Lingkungan Layak bagi Masyarakat Gresik. Beberapa Kawasan Industrial di Kabupaten Gresik yaitu Kawasan Industri Gresik atau KIG, Petrokimia Gresik, Semen Indonesia, Kawasan Industri Maspion atau KIM, Kawasan Pelabuhan Internasional JIIPE, Kawasan Industri Kebomas, dan Pembangkit Jawa Bali atau PJB.

Saluran air yang saat ini dalam proses pemasangan, yaitu Pipanisasi Bendung Gerak Sembayat atau BGS bersama PDAM Gresik. Mulai dari Waduk BGS Sidomukti Bungah menuju Pelabuhan Gresik atau Pelindo Gresik yang berada di Kecamatan Gresik Kota. Kemudian saat ini yang dilakukan pihak PDAM Gresik, sesuai Program Strategis Regional yaitu Pemasangan Sambungan Pipanisasi Proyek SPAM atau Sistem Penyediaan Air Minum Umbulan – Pasuruan. Yaitu Sumber Air Umbulan Pasuruan ke Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, dan Kabupaten Sidoarjo.

Proyek SPAM Umbulan antara PT. PP Infrastruktur dan PT. Krakatau Tirta Industries, bersama PDAM Giri Tirta Kabupaten Gresik dengan Nilai Proyek Rp. 618 milyar (Lihat Rilis Resmi PT. PP, 11/07/2020). Panjang Pipanisasi direncanakan sepanjang sekitar 15 km, untuk pipanisasi di Wilayah Kabupaten Gresik. Namun persoalan di lapangan yang masih tersisa. Yaitu rehabilitasi atau perbaikan Jalan Raya Bungah karena galian Pipanisasi BGS – PDAM yang belum usai. Selain itu adanya dugaan galian pipanisasi “dilewatkan saluran dranaise atau selokan setempat”.

Seorang Pemuda Sukomulyo Manyar Gresik yang biasa dipanggil Eko menyampaikan “Itu beberapa bulan lalu ada sosialisasi pak, untuk Pemasangan Pipa BGS – PDAM di Jalan Raya Sukomulyo – Roomo, namun tidak semua warga maupun tokoh pemuda di undang dalam sosialisasi. Saya sendiri hanya dengar info dari warga lainnya, serta saya melihat galian dan pengeboran untuk jalur pipa, ternyata ada yang melalui selokan atau saluran dranaise pinggir jalan raya” (08/05/2021).

Sementara itu seorang warga sekitar Betoyo Manyar Gresik, bernama Rokhim menyampaikan ke awak media “Beberapa hari lalu pak, ada Bego (Traktor kecil) untuk menggali jalur pemasangan Pipa BGS – PDAM terperosok ke saluran galian dekat tambak, dekat Pom Bensin AKR di sekitar Gudang Bongkar – Muat Batu Bara milik PT. HSS. Karena tanah sekitar situ memang rapuh dan di pinggiran tambak, selain itu Sungai Tanggok atau Kali Corong, menyambung dengan beberapa saluran air dekat bongkar muat batu bara, maupun menyambung ke beberapa anak sungai sekitar pak, maka rentan pencemaran” (08/05/2021).

Perangkat Desa Setempat di Betoyo Komplek Manyar yang biasa dipanggil Lutfi menyampaikan “Sudah lama pihak PT. HSS menjanjikan akan membangun Tembok Pembatas. Yakni antara Gudang Bongkar Muat Batu Bara dengan Bantaran Sungai Tanggok sekitar Jembatan, hingga kini belum terealisasikan. Sehingga pada musim hujan residu dan kerikil batu bara terbawa air hujan, kemudian masuk Sungai Tanggok sehingga akan mencemari sungai. Sungai Tanggok mengalir ke beberapa anak sungai yang mengalir ke setidaknya pada 11 desa sekitar” (08/05/2021).

Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik belum ada jawaban sampai hari ini. Menurut informasi yang ada, pihak DLH Kabupaten Gresik masih ada gugatan dari beberapa LSM. Berkaitan dengan Transparansi Informasi Publik untuk memberikan info berapa perusahaan yang telah memiliki IPAL atau Instalasi Pengolah Air Limbah. Termasuk perusahaan mana saja yang membuang limbah B3, pada Wilayah Kabupaten Gresik. Belum Efektifnya Infrastruktur Kawasan Industri, serta berkaitan dengan Limbah dan Pencemaran Lingkungan. Mengakibatkan Rendahnya Mutu Lingkungan Hidup sekitar Kawasan Industri, bagi warga sekitarnya.(hsn)

Share and Enjoy !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *